Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Penyebab Penyakit Necrotic Enteritis pada Ayam Pedaging dan Cara Mengatasinya

15 Des 2024 | Desember 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-25T07:17:45Z


Dalam industri peternakan ayam pedaging, kesehatan unggas menjadi faktor penentu keberhasilan produksi. Salah satu penyakit yang sering menyerang ayam pedaging dan menimbulkan kerugian besar adalah Necrotic Enteritis (NE). Penyakit ini menyerang saluran pencernaan ayam, khususnya usus halus, dan dapat menyebabkan kematian mendadak serta pertumbuhan yang terhambat. Artikel ini akan mengulas secara lengkap penyebab Necrotic Enteritis pada ayam pedaging, serta strategi pencegahan dan pengendaliannya secara efektif.


Apa Itu Necrotic Enteritis?


Necrotic Enteritis adalah penyakit infeksius yang menyerang saluran pencernaan ayam, terutama bagian usus halus dan usus besar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens, bakteri Gram positif yang menghasilkan toksin. NE dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu bentuk akut yang menyebabkan kematian mendadak, dan bentuk subklinis yang menyebabkan pertumbuhan ayam menjadi lambat dan tidak efisien.


NE sering menjadi masalah besar pada peternakan ayam pedaging modern karena sistem pemeliharaan intensif, penggunaan pakan berkualitas tinggi, serta kondisi lingkungan yang dapat memicu pertumbuhan bakteri. Dampaknya sangat signifikan karena dapat menyebabkan tingkat kematian tinggi, konversi pakan yang buruk, dan penurunan performa produksi.


Penyebab Necrotic Enteritis pada Ayam Pedaging


Untuk mengendalikan penyakit ini, penting untuk memahami faktor-faktor penyebab utamanya. Necrotic Enteritis bukanlah penyakit yang muncul secara tiba-tiba tanpa pemicu. Beberapa faktor dapat menjadi penyebab utama atau pendukung terjadinya infeksi.


1. Infeksi oleh Clostridium perfringens


Penyebab utama dari NE adalah infeksi bakteri Clostridium perfringens, yang secara alami berada dalam jumlah kecil di saluran pencernaan ayam. Namun, ketika kondisi lingkungan mendukung, populasi bakteri ini dapat meningkat secara drastis dan menghasilkan toksin berbahaya (seperti NetB toxin) yang merusak lapisan usus.


Toksin ini menghancurkan mukosa usus, menyebabkan jaringan usus mati (nekrosis), dan menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan bakteri patogen lainnya.


2. Perubahan Komposisi Pakan


Perubahan mendadak dalam komposisi pakan, terutama yang tinggi protein atau lemak, dapat memicu pertumbuhan Clostridium perfringens. Pakan yang mengandung sumber protein hewani seperti tepung ikan, atau bahan yang sulit dicerna, cenderung meningkatkan risiko terjadinya NE.


Selain itu, pakan dengan kadar serat rendah dapat mempercepat waktu transit usus, memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak dengan cepat.


3. Infeksi Koksidiosis


Koksidiosis adalah salah satu faktor predisposisi utama untuk Necrotic Enteritis. Parasit Eimeria yang menyebabkan koksidiosis merusak mukosa usus dan menciptakan kondisi lingkungan yang ideal bagi Clostridium perfringens untuk berkembang. Kombinasi infeksi koksidiosis dan bakteri ini sangat mematikan bagi ayam pedaging.


4. Stres Lingkungan


Stres akibat perubahan suhu ekstrem, kepadatan kandang yang terlalu tinggi, ventilasi buruk, atau perpindahan kandang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh ayam. Ayam yang stres lebih rentan terhadap infeksi dan pertumbuhan mikroorganisme patogen di saluran pencernaan.


5. Kebersihan dan Manajemen Kandang yang Buruk


Kondisi kandang yang kotor, litter yang basah dan lembap, serta sanitasi yang buruk merupakan media ideal bagi bakteri patogen berkembang. Kontaminasi dari feses, peralatan, atau sisa pakan yang terfermentasi juga menjadi sumber penyebaran bakteri penyebab NE.


Gejala Necrotic Enteritis pada Ayam Pedaging


Deteksi dini terhadap penyakit ini sangat penting untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Beberapa gejala Necrotic Enteritis yang perlu diperhatikan antara lain:


  • Penurunan nafsu makan

  • Pertumbuhan lambat dan kurus

  • Bulu kusam dan berdiri

  • Feses berair dan berbau busuk

  • Penurunan performa produksi

  • Kematian mendadak, terutama pada ayam berusia 2–5 minggu

  • Pembesaran usus dan adanya bercak putih atau kuning di saluran pencernaan saat nekropsi


Pada kasus subklinis, gejalanya mungkin tidak terlihat jelas, namun menyebabkan konversi pakan yang buruk dan pertumbuhan ayam tidak optimal.


Cara Mendiagnosis Necrotic Enteritis


Diagnosis Necrotic Enteritis memerlukan kombinasi antara observasi klinis, pemeriksaan nekropsi, dan analisis laboratorium.


1. Pemeriksaan Klinis dan Nekropsi


Pada nekropsi ayam yang mati, ditemukan usus dengan dinding yang menebal, bercak nekrosis (warna abu-abu hingga kuning kecokelatan), dan terkadang dilapisi jaringan nekrotik menyerupai membran. Bau khas busuk sangat menonjol, tanda adanya pembusukan bakteri.


2. Analisis Laboratorium


Konfirmasi penyakit dilakukan dengan isolasi dan identifikasi Clostridium perfringens dari sampel usus. Uji PCR atau kultur bakteri dapat digunakan untuk memastikan keberadaan toksin spesifik, seperti NetB toxin yang menjadi penanda patogenisitas.


Strategi Mengatasi dan Mencegah Necrotic Enteritis

Penanganan dan pencegahan Necrotic Enteritis memerlukan pendekatan menyeluruh. Langkah-langkah berikut dapat diterapkan untuk mengendalikan penyakit ini secara efektif:


1. Penggunaan Antibiotik atau Antibakteri


Dalam kasus akut, penggunaan antibiotik spektrum luas seperti amoksisilin, tilosin, atau lincomycin dapat digunakan untuk mengurangi infeksi bakteri. Namun, penggunaan antibiotik harus didasarkan pada hasil uji sensitivitas dan di bawah pengawasan dokter hewan.


Dengan adanya regulasi pelarangan antibiotik sebagai promotor pertumbuhan di beberapa negara, alternatif alami kini semakin diprioritaskan.


2. Vaksinasi dan Imunisasi


Walau vaksin untuk Clostridium perfringens belum tersebar luas di lapangan, beberapa produk vaksin mulai dikembangkan di beberapa negara. Vaksinasi terhadap koksidiosis juga penting untuk mencegah faktor predisposisi terjadinya NE.


3. Probiotik dan Prebiotik


Penggunaan probiotik (mikroorganisme baik) dan prebiotik (makanan untuk mikroorganisme baik) dalam pakan terbukti membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus. Probiotik seperti Bacillus subtilis, Lactobacillus spp., dan Enterococcus dapat menghambat pertumbuhan Clostridium perfringens.


4. Enzim Pencernaan Tambahan


Penambahan enzim seperti xylanase atau protease dalam pakan dapat membantu mencerna komponen kompleks dalam bahan pakan, sehingga mengurangi substrat makanan bagi bakteri patogen.


5. Manajemen Pakan yang Tepat


  • Hindari perubahan pakan secara mendadak.

  • Gunakan bahan pakan berkualitas tinggi dan mudah dicerna.

  • Batasi penggunaan protein hewani yang berlebihan, terutama tepung ikan.

  • Jaga keseimbangan nutrisi untuk mendukung kesehatan usus.


6. Pengendalian Koksidiosis


Penggunaan antikoksidia dalam bentuk aditif pakan atau air minum sangat penting, terutama pada fase awal pertumbuhan ayam. Obat-obatan seperti ionofor atau toltrazuril dapat digunakan secara rotasi agar tidak terjadi resistensi.


7. Manajemen Kandang yang Baik


  • Pastikan litter kering dan sering diganti.

  • Atur kepadatan ayam agar tidak terlalu tinggi.

  • Sediakan ventilasi yang baik untuk menjaga kelembapan kandang.

  • Lakukan sanitasi rutin terhadap peralatan dan lingkungan kandang.

  • Berikan air minum bersih dan bebas kontaminasi.


Kesimpulan


Necrotic Enteritis adalah penyakit serius pada ayam pedaging yang disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens, dan diperparah oleh faktor lingkungan, pakan, dan infeksi lain seperti koksidiosis. Penyakit ini tidak hanya menyebabkan kematian, tetapi juga menurunkan efisiensi produksi secara drastis.


Untuk mengatasi dan mencegah penyakit ini, dibutuhkan pendekatan terpadu yang mencakup manajemen nutrisi, kontrol infeksi lain, kebersihan kandang, serta penggunaan suplemen seperti probiotik dan enzim. Diagnosa yang tepat dan pengobatan dini dapat membantu meminimalkan kerugian.


Penting bagi peternak untuk selalu memperbarui pengetahuan dan bekerja sama dengan tenaga medis veteriner agar usaha peternakan ayam pedaging tetap sehat, produktif, dan berkelanjutan.

×
Berita Terbaru Update