Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Analisis Harga Telur Ayam Ras di Tingkat Kandang dan Customer 2021–2025

26 Sep 2025 | September 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-26T03:42:25Z

 



Telur ayam ras merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi telur per kapita terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup, pertumbuhan penduduk, serta meningkatnya kesadaran gizi. Karena itulah, harga telur menjadi salah satu indikator penting dalam stabilitas pangan nasional.


Dalam kurun waktu 2021 hingga 2025, harga telur di Indonesia mengalami fluktuasi cukup signifikan, baik di tingkat kandang (produsen) maupun di tingkat customer (eceran). Analisis mendalam tentang pergerakan harga ini penting, bukan hanya bagi peternak, tetapi juga pemerintah, pelaku distribusi, hingga konsumen akhir.


Artikel ini akan membahas secara lengkap tren harga telur selama 2021–2025, membandingkan antara harga di tingkat kandang dan di tingkat customer, mengurai faktor yang memengaruhi perbedaan harga, serta memproyeksikan bagaimana kondisi pasar telur ke depannya.


Perkembangan Harga Telur 2021–2025 di Tingkat Kandang


Harga di tingkat kandang mencerminkan kondisi riil yang dialami peternak. Harga ini dipengaruhi oleh faktor produksi seperti harga pakan, biaya tenaga kerja, serta suplai dan permintaan di pasar.


Tahun 2021

  • Harga rata-rata telur ayam ras di tingkat produsen: sekitar Rp20.700–21.000/kg.

  • Kondisi pasar relatif stabil, meski sempat terjadi tekanan harga akibat pandemi COVID-19 yang menurunkan daya beli.

  • Peternak menghadapi tantangan harga pakan jagung yang naik, sementara harga telur tidak selalu mengikuti kenaikan biaya produksi.


Tahun 2022

  • Harga telur di tingkat kandang cenderung stagnan di kisaran Rp20.000–20.500/kg.

  • Tahun ini menjadi salah satu periode berat bagi peternak karena margin keuntungan semakin tipis.

  • Kebijakan pembatasan impor jagung dan tingginya biaya distribusi memperburuk keadaan.


Tahun 2023

  • Harga telur mulai menunjukkan peningkatan signifikan.

  • Rata-rata harga di kandang mencapai Rp25.700/kg.

  • Permintaan masyarakat membaik pasca-pandemi, ditambah momen hari besar keagamaan yang mendorong konsumsi telur.

  • Kenaikan harga cukup membantu peternak untuk menutup biaya produksi yang sempat membengkak.


Tahun 2024

  • Data mencatat harga telur di tingkat kandang stabil di kisaran Rp26.500–27.500/kg.

  • Walaupun harga cenderung naik, biaya pakan tetap menjadi variabel paling besar dalam struktur produksi.

  • Peternak mulai mendapatkan napas lega, meski tetap harus berhitung ketat agar usaha tidak merugi.


Tahun 2025

  • Harga telur di tingkat kandang bervariasi antara Rp24.900–29.000/kg tergantung wilayah dan waktu.

  • Di beberapa daerah, sempat terjadi lonjakan ekstrem hingga menembus Rp32.000/kg, bahkan di daerah terpencil bisa lebih tinggi.

  • Fluktuasi tajam dipicu oleh naiknya harga pakan, distribusi yang terganggu, serta tingginya permintaan menjelang perayaan hari besar.


Perkembangan Harga Telur 2021–2025 di Tingkat Customer


Harga di tingkat customer mencerminkan harga akhir yang dibayar oleh masyarakat. Harga ini tidak hanya dipengaruhi harga kandang, tetapi juga biaya distribusi, pengemasan, margin pedagang, hingga faktor psikologis pasar.


Tahun 2021

  • Harga eceran telur rata-rata di pasar tradisional: Rp22.000–25.000/kg.

  • Selisih dengan harga kandang sekitar Rp1.500–3.000/kg.

  • Konsumen cukup diuntungkan karena harga telur masih tergolong stabil, walau daya beli masyarakat saat itu belum pulih pasca-pandemi.


Tahun 2022

  • Harga eceran tetap relatif datar, rata-rata Rp22.500–24.500/kg.

  • Masyarakat mulai merasakan perbaikan ekonomi, sehingga konsumsi telur tidak menurun.

  • Margin pedagang cukup stabil, meski biaya transportasi sedikit meningkat akibat kenaikan harga BBM.


Tahun 2023

  • Harga eceran naik signifikan ke kisaran Rp28.000–30.000/kg.

  • Kenaikan ini selaras dengan naiknya harga di kandang.

  • Perbedaan harga dengan tingkat produsen melebar, menunjukkan rantai distribusi semakin menambah beban konsumen.


Tahun 2024

  • Harga telur di pasar tradisional dan modern cenderung stabil di kisaran Rp28.500–31.000/kg.

  • Perbedaan harga antara kandang dan konsumen masih sekitar Rp2.000–3.500/kg.

  • Konsumen kelas bawah mulai merasakan beban karena telur menjadi salah satu komoditas yang sensitif terhadap inflasi.


Tahun 2025

  • Harga telur eceran nasional rata-rata mencapai Rp29.000–30.000/kg, bahkan di beberapa daerah tembus Rp32.000/kg.

  • Selisih dengan harga kandang semakin bervariasi, tergantung jarak distribusi dan ketersediaan stok.

  • Beberapa laporan menyebut harga ekstrem di daerah tertentu, terutama wilayah timur Indonesia, mencapai Rp50.000–100.000/kg, meski bukan kondisi umum nasional.


Tabel Perbandingan Harga Telur 2021–2025


TahunTingkat Kandang (Produsen)Tingkat Customer (Eceran)Selisih Rata-rata
2021Rp20.700–21.000/kgRp22.000–25.000/kgRp1.500–3.000
2022Rp20.000–20.500/kgRp22.500–24.500/kgRp2.000–4.000
2023Rp25.700/kgRp28.000–30.000/kgRp2.300–4.300
2024Rp26.500–27.500/kgRp28.500–31.000/kgRp2.000–3.500
2025Rp24.900–29.000/kgRp29.000–32.000/kgRp3.000–5.000


Tabel Harga Telur di Tingkat Kandang (2021–2025)


TahunHarga Rata-rataHarga TerendahHarga TertinggiCatatan Utama
2021Rp20.792/kgRp19.500/kgRp21.500/kgStabil, daya beli masih tertekan pandemi
2022Rp20.054/kgRp19.000/kgRp21.000/kgMargin tipis, biaya pakan naik
2023Rp25.731/kgRp24.000/kgRp27.500/kgPemulihan konsumsi, permintaan meningkat
2024Rp26.600/kgRp25.500/kgRp28.000/kgHarga cenderung stabil, biaya pakan tetap tinggi
2025Rp24.937–29.000/kgRp23.500/kgRp32.000/kg+Fluktuatif, lonjakan di musim perayaan dan daerah terpencil


Tabel Harga Telur di Tingkat Customer (2021–2025)


TahunHarga Rata-rataHarga TerendahHarga TertinggiCatatan Utama
2021Rp23.000–24.750/kgRp22.000/kgRp25.000/kgKonsumen diuntungkan harga stabil
2022Rp23.500–24.500/kgRp22.500/kgRp25.500/kgHarga terkendali, inflasi relatif rendah
2023Rp29.000–30.000/kgRp27.500/kgRp31.000/kgHarga melonjak seiring kenaikan harga kandang
2024Rp28.500–31.000/kgRp27.500/kgRp32.000/kgInflasi pangan mulai terasa
2025Rp29.000–32.000/kgRp28.000/kgRp50.000–100.000/kg (ekstrem di Papua)Harga nasional stabil, beberapa daerah melonjak


Perbandingan Harga Kandang vs Customer


TahunHarga Kandang (Rp/kg)Harga Customer (Rp/kg)Selisih
202120.700–21.00022.000–25.0001.500–3.000
202220.000–20.50022.500–24.5002.000–4.000
202325.70028.000–30.0002.300–4.300
202426.500–27.50028.500–31.0002.000–3.500
202524.900–29.00029.000–32.0003.000–5.000

Harga Telur di Beberapa Kota (Eceran 2025)


KotaHarga Rata-rata (Rp/kg)Keterangan
Jakarta26.200–29.500Stabil di pasar tradisional
Surabaya28.500–30.000Sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional
Yogyakarta28.000–29.500Fluktuasi kecil
Palembang30.000–31.500Warung eceran lebih mahal
Jayapura50.000–100.000Harga ekstrem akibat distribusi


Tabel Faktor Penyebab Perbedaan Harga


FaktorDampak di Tingkat KandangDampak di Tingkat Customer
Harga pakan (jagung, kedelai)Menentukan biaya produksi terbesar (70%)Mendorong kenaikan harga jual akhir
Distribusi & logistikBiaya transportasi membebani peternak daerahHarga eceran lebih mahal di luar Jawa
Permintaan musimanHarga naik di momen hari besarKonsumen membayar lebih mahal saat Ramadan & Lebaran
Kebijakan pemerintahSubsidi & operasi pasar bantu stabilisasiHarga acuan kadang tidak efektif di lapangan
Spekulasi pasarTidak selalu berdampak langsungPedagang besar bisa menahan stok, bikin harga eceran melonjak


Ringkasan

  • Harga kandang: 2021 sekitar Rp20 ribu → 2025 tembus Rp29 ribu/kg.

  • Harga customer: 2021 Rp23 ribu → 2025 sekitar Rp29–32 ribu/kg (bahkan lebih di daerah terpencil).

  • Selisih harga konsisten Rp2.000–5.000/kg, mencerminkan rantai distribusi.

  • Faktor utama: pakan, distribusi, permintaan musiman, kebijakan, dan perilaku pasar.


Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Harga


  1. Biaya Pakan
    Pakan, khususnya jagung dan kedelai, menyumbang hingga 70% dari total biaya produksi. Saat harga jagung naik, harga telur otomatis terdorong.

  2. Distribusi dan Logistik
    Semakin jauh jarak antara kandang dan pasar, semakin besar biaya transportasi yang menambah harga di tingkat konsumen.

  3. Permintaan Musiman
    Momen Ramadan, Idulfitri, Natal, dan Tahun Baru selalu mendorong kenaikan harga karena permintaan melonjak tajam.

  4. Kebijakan Pemerintah
    Penetapan Harga Acuan Penjualan (HAP) oleh Bapanas dan intervensi distribusi oleh Bulog sering menjadi faktor stabilisasi, meski implementasi di lapangan tidak selalu mulus.

  5. Perilaku Pasar dan Spekulasi
    Pedagang besar dan distributor kadang melakukan spekulasi stok yang berdampak pada melemahnya pasokan di pasar, sehingga harga naik di tingkat konsumen.


Dampak Kenaikan Harga Telur

  • Bagi Peternak:
    Kenaikan harga di kandang sangat membantu ketika selaras dengan kenaikan biaya produksi. Namun jika kenaikan hanya terjadi di tingkat konsumen, peternak justru tidak mendapatkan keuntungan optimal.

  • Bagi Konsumen:
    Telur yang menjadi sumber protein murah mulai terasa mahal, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

  • Bagi Pemerintah:
    Harga telur yang tinggi memberi kontribusi terhadap inflasi pangan, sehingga menuntut intervensi kebijakan lebih cepat dan tepat sasaran.


Proyeksi Harga Telur ke Depan


Melihat tren 2021–2025, ada beberapa prediksi penting:

  1. Harga telur kemungkinan besar akan tetap berada di kisaran Rp28.000–32.000/kg di tingkat konsumen.

  2. Jika harga pakan masih fluktuatif, harga telur di kandang akan cenderung mengikuti, dengan kisaran Rp25.000–28.000/kg.

  3. Pemerintah diprediksi akan lebih sering melakukan operasi pasar dan memperluas distribusi Bulog untuk menjaga stabilitas.

  4. Konsumen kemungkinan akan mengurangi konsumsi telur jika harga terus merangkak naik, sehingga memengaruhi permintaan jangka panjang.


Kesimpulan


Analisis harga telur ayam ras dari 2021 hingga 2025 menunjukkan tren kenaikan di kedua level, baik kandang maupun konsumen.

  • Tingkat kandang bergerak dari Rp20 ribu/kg di 2021 menjadi Rp25–29 ribu/kg di 2025.

  • Tingkat customer naik dari Rp22 ribu/kg di 2021 menjadi Rp29–32 ribu/kg di 2025.


Perbedaan harga antara peternak dan konsumen konsisten berada di kisaran Rp2.000–5.000 per kilogram. Faktor pakan, distribusi, kebijakan, hingga permintaan musiman menjadi pendorong utama dinamika harga.


Dengan tren yang ada, perlu adanya strategi lebih efektif untuk menekan biaya distribusi, menstabilkan harga pakan, serta melindungi baik peternak maupun konsumen. Hanya dengan begitu, telur tetap bisa menjadi sumber protein yang terjangkau sekaligus menjamin keberlanjutan usaha peternakan ayam ras di Indonesia.

×
Berita Terbaru Update