Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perbedaan Penyakit Infectious Coryza dan Chronic Respiratory Disease (CRD) serta Cara Mengatasinya

15 Des 2024 | Desember 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-25T07:31:57Z


Dalam dunia peternakan unggas, kesehatan ayam merupakan faktor kunci dalam menjamin keberhasilan produksi. Dua penyakit pernapasan yang sering menyerang ayam dan menimbulkan kerugian ekonomi besar bagi peternak adalah Infectious Coryza dan Chronic Respiratory Disease (CRD). Kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip, namun penyebab, penularan, serta metode pengobatan dan pencegahannya berbeda. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk memahami perbedaan antara keduanya agar dapat melakukan tindakan yang tepat dan efektif.


Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai perbedaan antara Infectious Coryza dan CRD, termasuk penyebab, gejala, penularan, serta cara pencegahan dan pengobatannya.


Pengertian dan Penyebab


1. Infectious Coryza


Infectious Coryza adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang ayam, terutama ayam petelur dan ayam pedaging dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Avibacterium paragallinarum. Bakteri ini bersifat gram negatif dan dapat bertahan hidup dalam saluran pernapasan unggas yang terinfeksi.


Infectious Coryza menyebar dengan cepat di antara populasi ayam, terutama dalam kondisi kandang yang padat dan ventilasi yang buruk. Ayam yang sembuh dari infeksi ini dapat menjadi carrier (pembawa) dan berpotensi menularkan penyakit kepada ayam sehat lainnya.


2. Chronic Respiratory Disease (CRD)


Chronic Respiratory Disease (CRD) adalah penyakit pernapasan kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycoplasma gallisepticum. CRD seringkali terjadi bersamaan dengan infeksi sekunder seperti E. coli, sehingga memperburuk kondisi ayam. Penyakit ini bersifat menahun dan bisa bertahan lama di dalam tubuh ayam.


Mycoplasma gallisepticum merupakan bakteri yang tidak memiliki dinding sel, sehingga sulit dideteksi dan diatasi dengan antibiotik biasa. CRD dapat menyerang semua jenis ayam, baik petelur maupun pedaging, dan seringkali terjadi pada ayam muda.


Gejala Klinis


Gejala Infectious Coryza:

  • Bengkak pada wajah dan bawah mata (sinus infraorbital)

  • Keluar lendir kental dari hidung

  • Bersin dan mendengkur

  • Nafsu makan menurun

  • Penurunan produksi telur secara drastis

  • Mata bengkak, berair, dan kadang tertutup kerak

  • Bau busuk dari bagian kepala ayam akibat infeksi bakteri

Gejala biasanya muncul secara cepat dan dapat menyebar dalam waktu singkat ke seluruh populasi ayam di kandang.


Gejala Chronic Respiratory Disease (CRD):

  • Batuk kering dan bersin

  • Pernafasan ngorok dan terdengar bunyi “klik” atau “rales”

  • Keluar lendir jernih dari hidung

  • Pertumbuhan ayam terganggu, bobot badan tidak optimal

  • Nafsu makan menurun

  • Sayap terkulai dan ayam tampak lemah

  • Kadang disertai infeksi sekunder yang menyebabkan pembengkakan pada kantung udara dan perikardium


Gejala CRD cenderung berkembang perlahan dan berlangsung dalam jangka waktu panjang, membuat diagnosis dini menjadi tantangan tersendiri.


Perbedaan Utama


AspekInfectious CoryzaChronic Respiratory Disease (CRD)
PenyebabAvibacterium paragallinarumMycoplasma gallisepticum
Sifat PenyakitAkut dan menyebar cepatKronis dan berkembang perlahan
Gejala UtamaBengkak wajah, lendir kental, bau busukBatuk, bunyi napas, pertumbuhan terhambat
PenularanKontak langsung dan udaraVertikal (dari induk ke anak) dan horizontal
Umur Ayam yang RentanDewasaAnak ayam dan ayam muda
Pengaruh terhadap ProduksiPenurunan drastis produksi telurPenurunan pertumbuhan dan efisiensi pakan
PengobatanAntibiotik spektrum luasAntibiotik khusus dan lebih spesifik


Cara Penularan


Infectious Coryza


Penularan Coryza terjadi terutama melalui:

  • Kontak langsung antara ayam sakit dan ayam sehat

  • Melalui udara dalam kandang yang tertutup

  • Kontaminasi pada peralatan dan pakan

  • Air minum yang tercemar bakteri


Ayam yang sudah sembuh tetap bisa menjadi sumber penularan karena menjadi carrier tanpa menunjukkan gejala.


CRD


CRD menular melalui:

  • Telur dari induk terinfeksi (transovarian transmission)

  • Kontak langsung dengan ayam terinfeksi

  • Udara dan debu dalam kandang

  • Peralatan dan pekerja yang terkontaminasi

Karena bersifat kronis, CRD sulit dikendalikan hanya dengan sanitasi atau biosekuriti biasa.


Diagnosis

Diagnosis penyakit ini memerlukan pengamatan gejala klinis dan konfirmasi melalui laboratorium.


Diagnosis Infectious Coryza:

  • Pemeriksaan bakteriologis dari cairan sinus infraorbital

  • Isolasi bakteri pada media khusus

  • Uji serologis untuk mendeteksi antibodi


Diagnosis CRD:

  • PCR atau ELISA untuk mendeteksi keberadaan Mycoplasma gallisepticum

  • Pemeriksaan mikroskopis jaringan saluran pernapasan

  • Kultur bakteri di media khusus bebas antibiotik beta-laktam


Karena gejala kedua penyakit mirip, pengujian laboratorium sangat disarankan agar pengobatan yang diberikan tepat sasaran.


Cara Mengatasi dan Pengobatan


Pengobatan Infectious Coryza


Pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotik yang efektif terhadap Avibacterium paragallinarum, antara lain:

  • Sulfadimetoksin

  • Eritromisin

  • Tiamulin

  • Doksisiklin

  • Trimetoprim-sulfametoksazol


Pemberian antibiotik dilakukan melalui air minum atau pakan selama 3–5 hari berturut-turut. Penting untuk melanjutkan pengobatan hingga tuntas agar tidak terjadi resistensi.

Selain itu:

  • Isolasi ayam sakit dari populasi sehat

  • Membersihkan dan menyemprot kandang dengan disinfektan

  • Meningkatkan ventilasi dan kualitas udara kandang


Pengobatan CRD


Pengobatan CRD memerlukan antibiotik yang lebih spesifik karena Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, antara lain:

  • Tilosin

  • Tiamulin

  • Doksisiklin

  • Enrofloksasin

  • Spiramycin


Antibiotik ini harus diberikan dalam jangka waktu lebih lama (5–7 hari) dan dengan dosis sesuai anjuran dokter hewan.

Langkah tambahan:

  • Pemberian vitamin dan probiotik untuk mendukung pemulihan

  • Menghindari stres berlebih pada ayam

  • Melakukan vaksinasi pada DOC (Day Old Chick) jika tersedia


Pencegahan

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:


Pencegahan Infectious Coryza:

  • Menjaga kebersihan kandang dan peralatan

  • Menghindari kepadatan populasi yang tinggi

  • Ventilasi yang baik dan sirkulasi udara lancar

  • Vaksinasi Coryza pada umur 6–8 minggu dan booster saat umur produksi

  • Karantina ayam baru sebelum dicampur ke populasi utama


Pencegahan CRD:

  • Vaksinasi pada anak ayam (umur 1 minggu) untuk mencegah Mycoplasma gallisepticum

  • Menggunakan DOC dari indukan yang bebas CRD

  • Sanitasi rutin kandang dan lingkungan sekitar

  • Menghindari perubahan suhu mendadak (stressor lingkungan)

  • Menerapkan biosekuriti yang ketat, termasuk disinfeksi sepatu dan kendaraan


Dampak Ekonomi


Kedua penyakit ini dapat menyebabkan:

  • Penurunan produksi telur hingga 40–60% (pada Coryza)

  • Kenaikan FCR (Feed Conversion Ratio) pada CRD

  • Meningkatnya angka kematian ayam

  • Biaya pengobatan dan vaksinasi yang tinggi

  • Gangguan jadwal panen atau produksi


Kerugian ini bisa sangat besar terutama bagi peternak komersial berskala besar, sehingga pencegahan dan deteksi dini menjadi hal yang krusial.


Kesimpulan


Infectious Coryza dan Chronic Respiratory Disease (CRD) adalah dua penyakit pernapasan serius pada ayam dengan gejala yang serupa namun penyebab dan karakteristik yang berbeda. Infectious Coryza bersifat akut dan disebabkan oleh Avibacterium paragallinarum, sementara CRD bersifat kronis dan disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum.


Pemahaman yang mendalam mengenai kedua penyakit ini sangat penting bagi peternak agar bisa melakukan penanganan secara tepat. Langkah-langkah seperti isolasi ayam sakit, pengobatan antibiotik yang sesuai, serta program vaksinasi dan biosekuriti yang ketat menjadi kunci dalam menanggulangi dan mencegah penyakit ini.


Dengan pengelolaan yang baik, peternak dapat meminimalisir dampak buruk dari kedua penyakit ini dan menjaga produktivitas ternaknya tetap optimal.


×
Berita Terbaru Update