Pola kemitraan antara perusahaan integrator dengan peternak plasma saat ini menjadi angin segar di kalangan peternak untuk tetap bisa menjalankan bisnisnya walaupun dirasa memiliki kekurangan modal.
Kemitraan bisnis pemeliharaan ayam broiler memberikan dampak kemudahan bagi peternak untuk memperamping operasional perusahaannya. Bisa dikatakan, pola kemitraan ini menyeimbangkan aspek produksi menjadi lebih terbagi dan terorganisir di antara kedua belah pihak.
Mekanisme Pola Kemitraan Bisnis Pemeliharaan Ayam Broiler
Pola kemitraan hadir sebagai solusi bagi kalangan peternak yang sering mengeluh karena menjalankan bisnis pemeliharaan ini secara mandiri.
Pola bisnis pemeliharaan secara mandiri ini biasanya dilakukan oleh peternak seorang diri, mulai dari pembangunan kandang, pengadaan sapronak, hingga proses penjualan.
Bahkan, dalam beberapa kasus, dengan pola mandiri ini justru sering membuat peternak mengalami kerugian karena harga jual dan penyerapan panen ayam yang tidak sesuai dengan yang diharapkan untuk menutup modal yang dikeluarkan.
Meskipun begitu, dengan adanya pola kemitraan yang dianggap sebagai angin segar di kalangan peternak, tetap saja masih terdapat kekurangan.
Kelebihan dan Kekurangan Pola Kemitraan
Bisnis pemeliharaan dengan pola kemitraan tidak sepenuhnya memiliki keuntungan yang signifikan bagi kalangan peternak. Namun, setidaknya bisnis dengan pola kemitraan ini memberikan kemudahan peternak dalam beberapa aspek produksi peternakannya.
Keelebihan sistem kemitraan
Harga ayam pedaging bisa lebih tinggi ketika di mekanisme pasar harga sedang turun
Sapronak ditanggung perusahaan ini
Pemasaran dapat dilakukan secara bersama-sama
Kekurangan sistem kemitraan
Sistem bagi hasil yang kadang tidak merata
Potongan harga
Pengendapan ternak di dalam kandang
Analisa Bisnis Pemeliharaan Ayam Broiler dengan Pola Kemitraan
Berikut ini analisa bisnis ayam broiler dengan pola kemitraan untuk kapasitas 4000 ekor.
Modal Peternak Plasma
Sewa kandang untuk 2 tahun produksi Rp 20.000.000
Upah pekerja (ABK) Rp3.000.000 setiap panennya
Modal Perusahaan Inti (Integrator)
4000 bibit ayam (DOC) sebesar Rp28.000.000
Paket pakan Rp75.000.000
Pengadaan OVK Rp2.000.000
Biaya pendukung produksi Rp2.500.000
Transportasi dan distribusi Rp500.000
Pembersihan dan sanitasi kandang Rp1.000.000
Jadi, modal yang dikeluarkan setiap satu kali masa produksi adalah sekitar Rp112.000.000.
Analisa Keuntungan Pola Kemitraan
Apabila dalam satu kali periode pemeliharaan menghasilkan ayam yang siap dipanen sebanyak 3800 ekor (mortalitas 5%) dengan bobot 1,5 kilogram per ekor. Maka peternak dapat memperoleh pemasukan penjualan (omzet) sebesar Rp119.000.000 (dengan catatan harga jual Rp21.000).
Dalam pola kemitraan biasanya peternak bisa mendapatkan bonus-bonus tertentu, mulai dari bonus FCR yang sesuai target, bonus daya tahan hidup yang maksimal (mortalitas rendah), dan kompensasi umur yang bisa dipanen sebelum masa panen.