Dalam bisnis kuliner, terutama makanan populer seperti nasi goreng, mengetahui harga pokok produksi (HPP) adalah kunci utama untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan. HPP mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu porsi makanan. Tanpa perhitungan HPP yang akurat, usaha kuliner dapat mengalami kerugian karena harga jual yang tidak menutup biaya produksi.
Artikel ini akan membahas secara menyeluruh bagaimana cara menghitung HPP nasi goreng, dari pemahaman konsep dasar hingga penerapan langsung dalam bisnis. Baik Anda pelaku usaha warung makan, restoran, hingga pedagang kaki lima, panduan ini cocok untuk Anda yang ingin mengelola usaha dengan lebih profesional.
Apa Itu Harga Pokok Produksi (HPP)?
Harga Pokok Produksi (HPP) adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk sebelum dijual ke konsumen. Dalam konteks usaha kuliner, HPP nasi goreng mencakup semua pengeluaran mulai dari bahan baku, biaya tenaga kerja, hingga overhead atau biaya operasional lainnya.
Menghitung HPP penting untuk:
-
Menentukan harga jual yang menguntungkan
-
Menganalisis efisiensi produksi
-
Menghindari kerugian akibat salah perhitungan biaya
-
Menentukan strategi promosi (diskon, bundling, dll)
Komponen-Komponen HPP Nasi Goreng
Untuk menghitung HPP secara akurat, Anda harus memahami dan mencatat semua komponen biaya, yaitu:
1. Biaya Bahan Baku Langsung (BBL)
Ini adalah biaya bahan makanan utama yang digunakan dalam membuat nasi goreng. Biasanya meliputi:
-
Nasi putih
-
Minyak goreng
-
Bawang merah & putih
-
Telur
-
Kecap manis
-
Garam, lada, dan bumbu lainnya
-
Daging/ayam/udang (jika digunakan)
-
Sayuran seperti kol, sawi, atau tomat
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Ini adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan yang secara langsung memasak atau menyiapkan nasi goreng.
-
Gaji juru masak
-
Upah asisten dapur
Jika usaha dilakukan sendiri tanpa karyawan, BTKL bisa dianggap sebagai upah pemilik (biaya kesempatan).
3. Biaya Overhead (BOP)
Ini adalah biaya tidak langsung dalam proses produksi nasi goreng:
-
Gas/LPG
-
Listrik (jika menggunakan rice cooker, kipas, atau lampu)
-
Air bersih
-
Penyusutan peralatan (kompor, wajan, sendok, dll)
-
Kemasan (jika untuk take away)
-
Biaya kebersihan
-
Sewa tempat (jika ada)
Langkah-Langkah Menghitung HPP Nasi Goreng
Langkah 1: Hitung Biaya Bahan Baku per Porsi
Misalnya Anda ingin membuat nasi goreng ayam. Berikut contoh perhitungan biaya bahan baku per porsi:
Bahan | Jumlah/Porsi | Harga Satuan | Biaya (Rp) |
---|---|---|---|
Nasi putih | 150 gr | Rp 12.000/kg | 1.800 |
Minyak goreng | 1 sdm (15 ml) | Rp 20.000/ltr | 300 |
Bawang merah | 10 gr | Rp 30.000/kg | 300 |
Bawang putih | 5 gr | Rp 25.000/kg | 125 |
Telur ayam | 1 butir | Rp 2.000 | 2.000 |
Daging ayam | 50 gr | Rp 40.000/kg | 2.000 |
Kecap manis | 5 ml | Rp 25.000/ltr | 125 |
Garam & lada | Secukupnya | Estimasi | 100 |
Sayuran (kol, tomat) | 20 gr | Estimasi | 200 |
Langkah 2: Hitung Biaya Tenaga Kerja Langsung
Misalnya dalam 1 jam, juru masak dibayar Rp 20.000 dan mampu membuat 20 porsi nasi goreng:
Langkah 3: Hitung Biaya Overhead per Porsi
Misalnya per bulan:
-
Gas = Rp 300.000 (untuk 1.000 porsi) → Rp 300 per porsi
-
Listrik = Rp 150.000 (untuk 1.000 porsi) → Rp 150 per porsi
-
Air = Rp 50.000 (untuk 1.000 porsi) → Rp 50 per porsi
-
Sewa = Rp 1.000.000 (untuk 1.000 porsi) → Rp 1.000 per porsi
-
Peralatan (penyusutan bulanan) = Rp 100.000 → Rp 100 per porsi
-
Kemasan = Rp 500 per porsi
Total BOP = Rp 2.100 per porsi
Total HPP Nasi Goreng
Menentukan Harga Jual Nasi Goreng
Setelah mengetahui HPP, tentukan harga jual dengan menambahkan margin keuntungan. Umumnya, margin 30–50% digunakan dalam usaha makanan.
Jika margin 50%:
Bulatkan harga menjadi Rp 15.000–16.000 sesuai pasar.
Tips Mengelola HPP dengan Efisien
-
Gunakan bahan baku berkualitas tapi ekonomis
Belanja langsung ke supplier bisa menekan biaya dibanding ke pasar eceran. -
Kendalikan porsi
Standarisasi takaran bahan baku akan membuat HPP konsisten dan tidak membengkak. -
Minimalisir waste (limbah dapur)
Buat SOP agar bahan tidak terbuang sia-sia. -
Beli dalam jumlah besar
Membeli grosiran memberi harga lebih murah, tetapi pastikan bahan tidak rusak atau basi. -
Pantau harga bahan baku
Harga bahan dapur bisa berubah setiap saat. Update HPP secara berkala. -
Efisiensi tenaga kerja dan waktu
Gunakan waktu seefisien mungkin untuk memasak agar tenaga kerja lebih produktif. -
Manfaatkan teknologi kasir atau POS
Aplikasi kasir membantu mencatat penjualan dan menghitung margin secara otomatis.
Simulasi Usaha: Berapa Laba Usaha Nasi Goreng?
Misalnya Anda menjual 100 porsi per hari dengan harga jual Rp 15.000, dan HPP Rp 10.000:
Pendapatan harian:
Biaya produksi harian:
Laba kotor harian:
Laba kotor bulanan (30 hari):
Dari simulasi ini, usaha nasi goreng berpotensi menghasilkan laba yang cukup besar jika dikelola dengan baik.
Kesimpulan
Menghitung HPP nasi goreng bukan hanya soal menjumlahkan bahan dapur, tetapi juga melibatkan perhitungan tenaga kerja dan biaya operasional. Dengan memahami cara menghitung HPP, Anda dapat menentukan harga jual yang adil dan menguntungkan.
Langkah-langkah dalam artikel ini dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis makanan, bukan hanya nasi goreng. Kuncinya adalah memiliki data yang akurat, disiplin mencatat, dan rutin mengevaluasi biaya.
Jika Anda serius membangun usaha kuliner, memahami dan mengelola HPP adalah pondasi keberhasilan bisnis Anda. Jangan menebak-nebak harga jual—biarkan angka yang bicara.