Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengenal Penyakit Fowl Typhoid Ayam Pedaging dan Cara Mengatasinya

16 Des 2024 | Desember 16, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-28T08:02:35Z


Peternakan ayam pedaging adalah salah satu sektor usaha yang berkembang pesat di Indonesia. Permintaan daging ayam yang terus meningkat membuat banyak peternak, baik skala kecil maupun besar, terjun ke bidang ini. Namun, tantangan terbesar yang kerap dihadapi bukan hanya soal harga pakan atau fluktuasi pasar, melainkan juga kesehatan ayam. Berbagai penyakit infeksius dapat menyerang ayam pedaging, dan salah satu yang patut diwaspadai adalah Fowl Typhoid.


Penyakit ini sering menjadi momok karena bisa menyerang ayam di berbagai usia, menurunkan produktivitas, meningkatkan angka kematian, dan pada akhirnya merugikan secara ekonomi. Fowl Typhoid sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella Gallinarum, yang dikenal memiliki daya tahan tinggi dan mudah menular di lingkungan kandang.


Artikel ini akan mengulas secara lengkap apa itu Fowl Typhoid, bagaimana gejala klinisnya, cara penularannya, dampak bagi peternak, hingga strategi pencegahan dan pengendalian yang bisa diterapkan. Harapannya, pembahasan ini bisa membantu peternak memahami penyakit tersebut secara menyeluruh dan mengambil langkah tepat jika sewaktu-waktu menghadapi kasus di kandang.


Apa Itu Fowl Typhoid?


Fowl Typhoid adalah penyakit bakterial menular pada unggas, terutama ayam pedaging dan ayam petelur, yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar Gallinarum. Bakteri ini termasuk dalam genus Salmonella, yang juga dikenal luas sebagai penyebab berbagai penyakit pencernaan pada manusia maupun hewan.


Berbeda dengan Salmonella Pullorum yang menyebabkan Pullorum Disease (lebih banyak menyerang anak ayam), Salmonella Gallinarum cenderung menyerang ayam usia lebih tua, meskipun pada kondisi tertentu anak ayam juga bisa terinfeksi. Penyakit ini digolongkan serius karena bersifat sistemik, artinya menyerang organ dalam tubuh ayam, bukan hanya terbatas pada saluran pencernaan.


Karakteristik Bakteri Penyebab


Bakteri penyebab Fowl Typhoid memiliki sifat-sifat berikut:

  • Gram negatif berbentuk batang.

  • Tidak membentuk spora, namun tahan lama di lingkungan yang kotor.

  • Mampu bertahan hidup berbulan-bulan di feses ayam, sekam, atau tanah yang lembap.

  • Dapat menular melalui kontak langsung antar ayam, peralatan kandang, pakan, air minum, bahkan manusia yang menjadi perantara.


Sifat daya tahannya inilah yang membuat penyakit ini sulit diberantas jika kandang tidak dikelola dengan higienis.


Gejala Klinis Fowl Typhoid


Peternak sering kali baru menyadari keberadaan penyakit ini setelah terjadi kematian mendadak pada ayam. Namun, ada tanda-tanda klinis yang bisa diamati, antara lain:

  1. Lesu dan tidak aktif – ayam lebih banyak diam, enggan bergerak, dan sering mengantuk.

  2. Nafsu makan menurun – konsumsi pakan dan minum berkurang drastis.

  3. Bulu kusam dan berdiri – penampilan ayam menjadi tidak rapi.

  4. Feses berwarna hijau kekuningan – kadang bercampur lendir.

  5. Pucat pada jengger dan pial – akibat penurunan sirkulasi darah.

  6. Kematian mendadak – terutama pada fase akut.


Selain itu, pada pemeriksaan pascamatian (nekropsi), ditemukan perubahan organ dalam seperti:

  • Hati membesar dan berwarna cokelat kemerahan dengan bintik nekrosis putih.

  • Limpa membesar.

  • Usus mengalami peradangan.

  • Kadang ditemukan peritonitis (radang selaput perut).


Cara Penularan


Fowl Typhoid dapat menular melalui berbagai jalur:

  1. Horizontal – dari ayam sakit ke ayam sehat melalui feses, sekresi tubuh, pakan, air, dan peralatan kandang.

  2. Vertikal – dari induk ayam ke keturunannya melalui telur yang terinfeksi.

  3. Kontaminasi lingkungan – litter (alas kandang), pekerja kandang, serta rodent (tikus dan serangga) bisa menjadi perantara.


Faktor kepadatan kandang, ventilasi buruk, dan sanitasi yang jelek sangat mempercepat penyebaran penyakit ini.


Dampak Ekonomi bagi Peternak


Dampak Fowl Typhoid tidak bisa dianggap remeh. Kerugian yang timbul mencakup:

  • Tingkat kematian tinggi yang bisa mencapai 30–80% tergantung tingkat keparahan.

  • Penurunan bobot badan sehingga ayam tidak mencapai target panen.

  • Konsumsi pakan tidak efisien karena ayam sakit makan lebih sedikit namun pakan terbuang.

  • Biaya pengobatan membengkak akibat penggunaan antibiotik.

  • Penurunan kepercayaan konsumen jika kasus berulang, terutama pada peternakan besar.


Bagi peternak kecil, kerugian seperti ini bisa membuat modal habis dan usaha gulung tikar.


Diagnosa Fowl Typhoid


Untuk memastikan ayam terkena Fowl Typhoid, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium. Langkah diagnosa biasanya meliputi:

  1. Pengamatan klinis – gejala seperti feses hijau kekuningan dan lesu.

  2. Nekropsi – melihat kondisi organ hati, limpa, dan usus.

  3. Uji bakteriologis – isolasi bakteri Salmonella Gallinarum dari organ hati, limpa, atau darah.

  4. Uji serologis – menggunakan tes serum untuk mendeteksi antibodi.


Strategi Pengendalian dan Pengobatan


Mengendalikan Fowl Typhoid membutuhkan pendekatan terpadu antara biosekuriti, pengobatan, dan manajemen kandang.


1. Biosekuriti Ketat


  • Sanitasi kandang: rutin membersihkan feses, mengganti litter, dan menjaga ventilasi.

  • Desinfeksi peralatan: tempat pakan, minum, serta perlengkapan kandang disemprot desinfektan.

  • Kontrol lalu lintas orang: pekerja kandang harus memakai pakaian khusus dan mencuci tangan.

  • Pengendalian vektor: tikus, lalat, dan serangga dikendalikan karena bisa menyebarkan bakteri.


2. Vaksinasi


Di beberapa negara, vaksin Salmonella Gallinarum digunakan untuk menekan kasus. Namun efektivitas vaksin masih terbatas, sehingga vaksinasi biasanya dikombinasikan dengan biosekuriti yang ketat.


3. Pengobatan Antibiotik


Penggunaan antibiotik seperti furazolidone, chloramphenicol, enrofloxacin, atau ampicillin pernah menjadi pilihan. Namun, pemakaian antibiotik harus hati-hati karena risiko resistensi dan aturan residu pada daging ayam.


Oleh karena itu, banyak peternak mulai mengombinasikan dengan fitobiotik alami (ekstrak tanaman seperti kunyit, jahe, atau meniran) untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.


4. Manajemen Kandang


  • Kepadatan ideal: jangan terlalu padat agar ayam tidak stres.

  • Ventilasi baik: sirkulasi udara mencegah kelembapan berlebihan.

  • Pakan berkualitas: hindari pakan berjamur atau terkontaminasi.


Pencegahan Jangka Panjang


Untuk mencegah Fowl Typhoid berulang, peternak bisa melakukan:

  1. All in – All out system: hanya memelihara satu periode ayam dalam satu kandang, lalu kosongkan kandang sebelum masuk periode baru.

  2. Istirahat kandang: biarkan kandang kosong minimal 2 minggu agar bakteri mati.

  3. Sumber bibit ayam sehat: beli DOC (Day Old Chick) dari hatchery yang bebas Salmonella.

  4. Monitoring kesehatan rutin: lakukan uji serologis untuk mendeteksi kemungkinan infeksi awal.

  5. Peningkatan imunitas alami: berikan probiotik, prebiotik, atau fitobiotik untuk memperkuat daya tahan ayam.


Studi Kasus Lapangan


Di beberapa peternakan ayam pedaging di Jawa Tengah, kasus Fowl Typhoid pernah menyebabkan kerugian besar. Pada kandang dengan kapasitas 5.000 ekor, serangan Fowl Typhoid menimbulkan kematian hingga 1.500 ekor hanya dalam 10 hari. Kerugian tidak hanya berupa kematian ayam, tetapi juga penurunan bobot badan rata-rata 200–300 gram pada ayam yang selamat.


Namun, setelah menerapkan biosekuriti ketat, penggunaan probiotik alami, dan pergantian sistem manajemen kandang, angka kejadian menurun drastis. Hal ini membuktikan bahwa pengendalian terpadu jauh lebih efektif dibanding hanya mengandalkan obat.


Kesimpulan


Fowl Typhoid adalah penyakit serius pada ayam pedaging yang disebabkan oleh Salmonella Gallinarum. Penyakit ini menular cepat, menyebabkan kematian tinggi, dan membawa kerugian ekonomi besar. Gejala khasnya antara lain ayam lesu, bulu kusam, feses hijau kekuningan, dan hati membesar dengan bercak putih.


Pencegahan merupakan strategi terbaik, melalui biosekuriti ketat, manajemen kandang yang baik, serta pemilihan bibit sehat. Pengobatan dengan antibiotik masih bisa dilakukan, tetapi harus bijak agar tidak menimbulkan resistensi.


Bagi peternak, memahami Fowl Typhoid dan cara mengatasinya adalah langkah penting untuk menjaga keberlangsungan usaha. Dengan kombinasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kedisiplinan, ancaman penyakit ini dapat ditekan sehingga produksi ayam pedaging tetap optimal.

×
Berita Terbaru Update