Periode starter adalah fase paling krusial dalam pemeliharaan ayam petelur. Fase ini berlangsung sejak DOC (Day Old Chick) menetas hingga umur 6–8 minggu. Pada masa inilah pondasi kesehatan, performa, dan produktivitas ayam petelur dewasa dibangun. Kesalahan dalam manajemen di periode awal akan berdampak panjang terhadap pertumbuhan pullet, keterlambatan produksi, hingga penurunan kualitas telur di masa produksi.
Dua aspek penting yang tidak boleh diabaikan adalah manajemen area brooding (pemeliharaan anak ayam) dan feeding system (sistem pemberian pakan). Kedua faktor ini saling melengkapi: area brooding yang nyaman menjaga kesehatan dan mengurangi stres, sementara sistem pakan yang tepat memastikan nutrisi terserap optimal untuk menunjang pertumbuhan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai bagaimana mengelola area brooding dan sistem pemberian pakan pada ayam petelur periode starter agar dapat menghasilkan pullet yang sehat, seragam, dan siap memasuki fase produksi.
Pentingnya Manajemen Area Brooding
Brooding adalah fase awal ketika anak ayam membutuhkan pengaturan suhu, kelembaban, ventilasi, cahaya, serta kebersihan yang terkontrol. DOC belum mampu mengatur suhu tubuhnya secara mandiri, sehingga lingkungan harus diatur sedemikian rupa agar mendukung perkembangan organ vital, sistem kekebalan, serta pertumbuhan tulang dan otot.
1. Suhu dan Pemanasan
-
Suhu awal: 32–34 °C pada hari pertama.
-
Penurunan suhu: setiap minggu dapat diturunkan 2–3 °C hingga mencapai 26–28 °C pada akhir periode starter.
-
Indikator kenyamanan: DOC yang nyaman akan menyebar merata di sekitar pemanas. Jika terlalu dingin, mereka bergerombol; jika terlalu panas, mereka menjauh.
Penggunaan gas brooder, infra red, atau pemanas listrik harus dipastikan stabil. Termometer dan termohigrometer sebaiknya dipasang di beberapa titik brooding.
2. Ventilasi dan Kualitas Udara
Anak ayam sangat sensitif terhadap amonia. Konsentrasi amonia sebaiknya tidak melebihi 25 ppm. Ventilasi alami dengan tirai bisa membantu, namun di kandang modern biasanya digunakan exhaust fan. Aliran udara yang baik tidak hanya mengurangi amonia, tetapi juga menjaga kadar oksigen tetap optimal.
3. Litter dan Kebersihan
Litter berfungsi menjaga kehangatan, menyerap kelembaban, serta mengurangi kontak langsung DOC dengan lantai. Bahan litter bisa berupa sekam padi atau serutan kayu dengan ketebalan 5–7 cm. Litter harus kering, tidak berbau, dan rutin dibolak-balik agar tidak menggumpal. Kebersihan area brooding penting untuk menekan risiko penyakit seperti koksidiosis.
4. Pencahayaan
Pencahayaan intensif dibutuhkan pada minggu pertama, minimal 23 jam terang dengan intensitas 20–40 lux. Hal ini memacu DOC lebih aktif makan dan minum. Setelah minggu kedua, durasi cahaya bisa dikurangi bertahap. Lampu LED hemat energi bisa menjadi pilihan, asalkan distribusi cahaya merata.
5. Kepadatan Populasi
Kepadatan memengaruhi kenyamanan dan akses ke pakan serta air. Standar kepadatan pada minggu pertama adalah 40–50 ekor/m². Setelah minggu ketiga, perlu pengurangan dengan memperluas area atau menurunkan populasi. Kepadatan berlebih dapat menyebabkan stres, pertumbuhan tidak seragam, dan meningkatnya kematian.
Feeding System di Periode Starter
Nutrisi pada fase starter menentukan kualitas pullet di kemudian hari. Ayam petelur memerlukan pertumbuhan seragam dengan bobot badan sesuai standar strain. Jika nutrisi tidak tercapai, ayam bisa terlambat dewasa kelamin atau justru terlalu cepat sehingga produksi telurnya tidak optimal.
1. Komposisi Nutrisi Pakan Starter
Secara umum, kebutuhan nutrisi pakan starter ayam petelur adalah:
-
Protein kasar: 18–20%
-
Energi metabolisme: 2.800–2.900 kkal/kg
-
Kalsium: 0,9–1%
-
Fosfor tersedia: 0,45–0,5%
-
Lisin & Metionin: cukup untuk menunjang pertumbuhan bulu, tulang, dan otot.
Pakan starter biasanya berbentuk crumble agar mudah dicerna anak ayam.
2. Frekuensi dan Sistem Pemberian Pakan
Pada minggu pertama, pakan sebaiknya selalu tersedia (ad libitum). Setelah itu, bisa diberikan 3–4 kali sehari. Sistem pemberian pakan dapat berupa:
-
Manual feeder tray: digunakan pada minggu pertama agar DOC mudah menemukan pakan.
-
Tube feeder otomatis: mulai digunakan setelah minggu kedua untuk efisiensi.
Kebersihan wadah pakan harus terjaga. Sisa pakan yang lembap harus dibuang agar tidak menimbulkan jamur.
3. Manajemen Air Minum
Air minum adalah faktor vital yang sering diabaikan. Kualitas air harus bersih, bebas bakteri, dengan TDS (Total Dissolved Solids) < 1000 ppm.
-
Hari pertama: berikan air gula 5% atau tambahan elektrolit untuk mengurangi stres pasca transportasi.
-
Suhu air: 20–25 °C agar anak ayam mau minum lebih banyak.
-
Jenis tempat minum: nipple drinker lebih higienis dibanding galon manual.
4. Feeding Program dan Body Weight Uniformity
Setiap strain ayam petelur memiliki standar target bobot badan per minggu. Peternak wajib melakukan sampling bobot badan minimal 10% populasi setiap minggu. Tingkat keseragaman (uniformity) minimal 80%. Jika bobot terlalu rendah, perbaiki manajemen pakan; jika terlalu tinggi, lakukan kontrol agar tidak terjadi obesitas dini.
Sinkronisasi Brooding dan Feeding
Brooding yang baik tanpa manajemen pakan optimal akan menghasilkan ayam yang sehat namun tumbuh lambat. Sebaliknya, pakan berkualitas tinggi tidak akan maksimal jika lingkungan brooding buruk. Oleh karena itu, keduanya harus berjalan sinkron.
-
Suhu brooding yang stabil membuat DOC aktif mencari pakan.
-
Cahaya terang membantu anak ayam mengenali tempat pakan dan minum.
-
Ventilasi baik mencegah penurunan nafsu makan akibat amonia tinggi.
-
Kepadatan sesuai memastikan semua ayam mendapat akses pakan yang adil.
Monitoring dan Evaluasi
Peternak tidak boleh hanya mengandalkan feeling. Data lapangan harus dicatat dan dievaluasi secara rutin. Beberapa parameter yang wajib dimonitor:
-
Mortalitas harian: ideal < 2% pada periode starter.
-
Bobot badan mingguan: sesuai standar strain.
-
Konsumsi pakan dan air: harus seimbang, air biasanya 2 kali lipat dari pakan.
-
Keseragaman (uniformity): minimal 80%.
-
Kondisi litter: kering dan tidak berbau.
Evaluasi mingguan membantu peternak melakukan koreksi cepat sebelum masalah semakin besar.
Tantangan dan Solusi di Lapangan
-
Fluktuasi suhu lingkungan
Gunakan pemanas otomatis dan tirai plastik untuk menahan angin malam. -
Pakan tidak seragam kualitasnya
Bekerja sama dengan produsen pakan terpercaya, lakukan uji laboratorium jika perlu. -
Air minum terkontaminasi bakteri
Gunakan sistem filtrasi atau pemberian desinfektan sesuai dosis. -
Kepadatan terlalu tinggi karena keterbatasan kandang
Lakukan penjarangan atau bagi populasi ke beberapa sekat.
Kesimpulan
Manajemen area brooding dan feeding system pada periode starter merupakan fondasi utama untuk menghasilkan pullet yang optimal. Kunci keberhasilannya terletak pada lingkungan yang nyaman, nutrisi sesuai kebutuhan, serta monitoring berkala. Peternak harus menyadari bahwa setiap kesalahan kecil pada fase ini akan berdampak panjang pada performa ayam petelur di masa produksi.