Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Panduan Membangun Tim Usaha yang Solid untuk UMKM F&B dan Skema Perhitungan Gajinya

7 Okt 2025 | Oktober 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-07T10:01:36Z

 


Kenapa Tim Adalah “Bumbu Rahasia” dalam Bisnis F&B


Banyak pengusaha F&B pemula berpikir bahwa kunci sukses bisnis ada pada resep dan rasa. Padahal, rasa hanyalah satu sisi dari piring. Sisi lainnya adalah tim — orang-orang yang mengolah, menyajikan, dan menjaga kualitas rasa itu tetap konsisten setiap hari.


Kalau kamu pernah melihat sebuah kedai kopi kecil yang antriannya panjang setiap sore, jangan buru-buru menilai karena kopinya enak. Sering kali, kekuatan sebenarnya ada pada kerja sama antar tim: barista yang sigap, kasir yang ramah, dapur yang cepat, dan pemilik yang peka terhadap dinamika karyawannya.


Membangun tim yang solid untuk UMKM F&B bukan sekadar mencari orang yang mau bekerja. Tapi mencari orang yang mau tumbuh bersama. Dan di sinilah seni membangun bisnis kecil menjadi besar dimulai.


Pahami Struktur Dasar Tim F&B yang Ideal


Sebelum bicara tentang gaji dan motivasi, kamu harus paham dulu struktur tim yang benar. Jangan asal rekrut karena “butuh orang”. Ketika struktur tim jelas, pembagian kerja jadi efisien, dan konflik bisa diminimalisir.


Struktur Tim Dasar untuk Skala UMKM F&B


Untuk usaha kecil hingga menengah, struktur sederhana sudah cukup seperti ini:


PosisiTugas UtamaJumlah Ideal (untuk 1 outlet)
Owner / FounderMengatur strategi, keuangan, inovasi menu1
Head Cook / ChefMengelola dapur, resep, kontrol bahan baku1
Kitchen StaffMembantu produksi dan plating1–3
Barista / ServerMelayani pelanggan, meracik minuman1–2
Kasir / AdminMengelola transaksi, laporan keuangan harian1
Cleaning / SupportMenjaga kebersihan area dan peralatan1


Struktur ini bisa disesuaikan tergantung jenis bisnis. Misal:

  • Jika kamu buka warung nasi goreng, posisi barista diganti helper dapur atau pelayan.

  • Jika kamu buka kafe modern, maka posisi barista bisa lebih dari satu dan cleaning staff bisa dirangkap kasir di jam sepi.


Yang penting: setiap peran punya tanggung jawab dan batas wewenang yang jelas.


Rekrutmen yang Tepat: Lebih Baik Lambat Tapi Tepat


Kesalahan umum pengusaha UMKM adalah buru-buru merekrut. Padahal, satu orang yang salah bisa mengganggu ritme seluruh tim.


Saat rekrutmen, jangan hanya lihat kemampuan teknis. Lihat juga sikap dan semangat belajar. Karyawan F&B yang loyal biasanya tidak datang dari gaji besar, tapi dari lingkungan kerja yang adil dan saling menghargai.


Tips Merekrut Tim F&B yang Kuat:


  1. Cari orang yang sudah terbiasa kerja tim. Dunia F&B adalah dunia kecepatan dan koordinasi.

  2. Utamakan attitude daripada skill. Skill bisa dilatih, attitude sulit diubah.

  3. Berikan masa percobaan (trial) 7–14 hari untuk melihat kecocokan budaya kerja.

  4. Libatkan karyawan lama saat rekrutmen. Mereka tahu karakter tim dan bisa menilai lebih objektif.


Banyak pemilik kedai sukses yang bilang: “Lebih baik punya tim kecil tapi kompak, daripada tim besar yang saling menjatuhkan.”


Bangun Budaya Kerja yang Mengikat Emosional


Setelah punya tim, pekerjaan sebenarnya baru dimulai: membangun budaya kerja.
Tim F&B yang solid tidak terbentuk dari kata-kata motivasi, tapi dari kebiasaan harian yang konsisten.


Tiga Pilar Budaya Kerja yang Wajib Ada


  1. Keterbukaan.
    Semua orang boleh bicara, asal sopan. Jangan biarkan komunikasi hanya satu arah dari owner ke bawah.

  2. Tanggung jawab.
    Jika salah, akui dan perbaiki. Jika berhasil, apresiasi.

  3. Solidaritas.
    Tidak ada yang lebih rendah. Cook, barista, kasir, semuanya sama penting.


Kamu bisa mulai dari hal sederhana: sapa karyawan setiap pagi, ucapkan terima kasih setelah closing, dan rayakan pencapaian kecil. Contoh: “Hari ini jualan laku 100 porsi! Hebat, teman-teman!”


Sistem Pembagian Gaji yang Adil dan Transparan


Ini bagian yang sering bikin bingung pengusaha UMKM: berapa gaji ideal untuk tim kecil di bisnis F&B?


Sebenarnya tidak ada angka pasti, karena tergantung pada:

  • Lokasi usaha

  • Skala bisnis

  • Jam kerja

  • Pendapatan harian


Namun, prinsip utamanya adalah: adil dan transparan.
Artinya, setiap posisi dibayar sesuai tanggung jawab dan kontribusinya, bukan asal sama rata.


Rumus Dasar Perhitungan Gaji F&B UMKM


Kamu bisa gunakan pendekatan sederhana ini:

Gaji Pokok = (Total Pendapatan Bersih Bulanan × Persentase Alokasi SDM) ÷ Jumlah Karyawan


Misal:
Pendapatan bersih kafe kamu = Rp60.000.000 per bulan.
Kamu alokasikan 30% untuk biaya SDM.
Tim kamu ada 6 orang.


Maka total alokasi gaji = Rp60.000.000 × 30% = Rp18.000.000
Rata-rata per orang = Rp18.000.000 ÷ 6 = Rp3.000.000


Lalu tinggal disesuaikan dengan posisi dan tanggung jawabnya.


Contoh Skema Pembagian Gaji Tim F&B


PosisiGaji PokokTunjangan / BonusTotal Per Bulan
Head Cook / ChefRp4.500.000Rp500.000 (bonus produksi)Rp5.000.000
Kitchen StaffRp3.000.000Rp300.000 (bonus lembur)Rp3.300.000
Barista / ServerRp2.800.000Rp200.000 (tips & target)Rp3.000.000
Kasir / AdminRp3.000.000Rp200.000 (bonus keuangan)Rp3.200.000
Cleaning StaffRp2.500.000Rp100.000Rp2.600.000
Total (6 orang)Rp17.800.000


Skema ini masih bisa berubah tergantung kota. Di Jakarta tentu lebih tinggi daripada di kota kabupaten.
Yang penting, struktur penggajian harus jelas dan bisa dihitung.


Tambahkan Sistem Bonus Berbasis Kinerja


Agar tim tetap semangat, jangan hanya mengandalkan gaji tetap.
Karyawan F&B sangat responsif terhadap bonus berbasis hasil nyata.


Jenis Bonus yang Efektif untuk UMKM F&B:


  1. Bonus Penjualan Harian

    • Misal: target 100 porsi/hari. Kalau tembus 120 porsi, ada bonus Rp50.000 dibagi rata untuk semua tim.

  2. Bonus Layanan

    • Jika tidak ada komplain pelanggan selama 7 hari berturut-turut, bonus kebersamaan Rp100.000 untuk tim.

  3. Bonus Kehadiran

    • Untuk tim yang tidak pernah absen atau terlambat dalam satu bulan, tambah Rp150.000.

  4. Bonus Ide Kreatif

    • Jika karyawan memberi ide menu atau inovasi yang diterapkan, beri insentif khusus. Misal Rp200.000 per ide yang berhasil.


Dengan cara ini, tim akan merasa dihargai bukan hanya karena bekerja, tapi karena berkontribusi.


Bangun Mekanisme Evaluasi yang Sehat


Evaluasi bukan berarti mencari kesalahan, tapi melihat peluang untuk tumbuh.


Setiap bulan, buat waktu 1–2 jam untuk team meeting ringan.
Bahas hal-hal seperti:

  • Apa yang berjalan baik bulan ini?

  • Apa yang perlu diperbaiki?

  • Apakah ada ide dari tim?


Gunakan pendekatan dua arah, bukan satu arah. Biarkan mereka bicara.
Karyawan yang merasa didengar akan lebih loyal daripada yang hanya disuruh.


Jaga Loyalitas dengan Hubungan Personal


UMKM F&B tidak bisa hanya mengandalkan sistem seperti korporasi besar. Yang kamu punya adalah kedekatan personal.


Contoh hal kecil yang punya dampak besar:

  • Rayakan ulang tahun karyawan, walau hanya dengan kue sederhana.

  • Beri waktu istirahat ekstra setelah event ramai.

  • Sesekali makan bareng setelah closing.


Karyawan yang merasa diperlakukan sebagai “manusia” bukan sekadar “tenaga kerja”, akan membalas dengan loyalitas dan tanggung jawab yang lebih tinggi.


Siapkan Jalur Karier Internal


Kesalahan fatal banyak UMKM adalah tidak memberi arah pertumbuhan.
Akhirnya, karyawan merasa “mentok” dan memilih pindah kerja.


Padahal, kamu bisa membuat jalur karier sederhana, misalnya:


LevelPosisiLama Kerja MinimalKenaikan Gaji / Tanggung Jawab
Level 1Kitchen Staff / Barista0–6 bulanGaji awal
Level 2Senior Staff6–12 bulan+Rp300.000 dan tanggung jawab shift
Level 3Head Cook / Supervisor1–2 tahun+Rp500.000 dan wewenang training
Level 4Manager Outlet>2 tahun+Rp1.000.000 dan bagi hasil kecil

Dengan sistem seperti ini, kamu tidak perlu selalu rekrut dari luar.
Karyawan lama bisa naik kelas, dan loyalitas meningkat.


Terapkan Prinsip “Profit Sharing” untuk Tim Kunci


Untuk karyawan inti seperti chef, barista utama, atau manager outlet, kamu bisa terapkan bagi hasil kecil di luar gaji.


Misalnya:

  • Bagi hasil 3–5% dari laba bersih outlet setiap bulan.

  • Atau sistem poin: setiap 1 poin penjualan = 0,1% bonus bulanan.


Skema ini efektif membuat mereka berpikir seperti pemilik.
Mereka akan ikut menjaga biaya bahan baku, kontrol stok, dan pelayanan karena tahu bahwa keuntungan usaha = keuntungan mereka juga.


Digitalisasi Manajemen Tim


Meski UMKM, bukan berarti tidak bisa modern.
Kini banyak aplikasi HR sederhana (misal: Gadjian, Talenta, atau bahkan spreadsheet Google) untuk:

  • Mencatat absensi

  • Menghitung lembur

  • Mengatur jadwal shift

  • Mengontrol bonus dan tips


Dengan sistem digital, kamu bisa menghindari konflik kecil seperti “bonus belum dibayar” atau “absen salah catat”.
Tim akan merasa sistemnya adil dan profesional.


Studi Kasus: “Warung Kopi Tepi Jalan” yang Naik Omzet karena Tim Solid


Sebut saja Warung Kopi Tepi Jalan di Bandung. Awalnya hanya kios kecil 3x4 meter, omzetnya Rp25 juta per bulan. Setelah dua tahun, omzet naik jadi Rp80 juta, bukan karena ganti mesin espresso, tapi karena tim yang solid.


Mereka menerapkan:

  • Bonus Rp100.000 setiap kali rekor penjualan harian pecah.

  • Rotasi peran setiap dua minggu agar semua tim paham alur kerja.

  • Sesi curhat malam Jumat untuk membahas masalah tanpa tekanan.


Hasilnya? Karyawan betah, turnover nol selama dua tahun, dan pelanggan merasa atmosfernya “hangat” — bukan sekadar datang beli kopi, tapi merasa bagian dari komunitas kecil yang ramah.


Kesalahan Umum yang Harus Dihindari


  1. Gaji tidak jelas dan sering telat.
    Ini penyebab utama tim F&B bubar.

  2. Tidak ada pembagian tugas.
    Semua kerja serabutan, hasilnya tumpang tindih.

  3. Tidak menghargai waktu istirahat.
    Tim F&B butuh stamina, bukan hanya semangat.

  4. Owner terlalu dominan.
    Kalau semua keputusan harus dari kamu, tim tidak berkembang.

  5. Tidak memberi ruang ide.
    Karyawan yang punya ide tapi diabaikan akan cepat bosan.


Simulasi Skema Gaji dan Bagi Hasil Sederhana (F&B Skala UMKM)


Misalkan kamu punya kedai minuman kekinian dengan omzet bersih Rp50 juta per bulan.


Struktur Tim:

  • 1 Owner

  • 1 Barista Senior (Leader)

  • 2 Barista Junior

  • 1 Kasir

  • 1 Cleaning/Support


Total 5 orang tim operasional.


Skema Pembagian:


  • Alokasi SDM = 30% dari omzet → Rp15 juta/bulan

  • Komposisi gaji:


PosisiGaji PokokBonus / TipsTotal
Barista SeniorRp3.800.000Rp500.000Rp4.300.000
Barista JuniorRp2.800.000Rp300.000Rp3.100.000
KasirRp3.000.000Rp200.000Rp3.200.000
CleaningRp2.500.000Rp100.000Rp2.600.000
TotalRp12.100.000

Sisa Rp2,9 juta bisa dijadikan cadangan bonus penjualan bulanan atau dana insentif loyalitas.


Tim Solid = Bisnis F&B yang Tahan Krisis


Dalam bisnis kuliner, menu bisa ditiru, lokasi bisa dipindah, tapi tim yang kompak tidak bisa digandakan.


Tim adalah tulang punggung dari semua aktivitas harian — dari persiapan bahan pagi hari, melayani pelanggan, hingga closing tengah malam.


Kamu boleh punya ide hebat dan resep lezat, tapi tanpa tim yang solid, semuanya hanya jadi “cita rasa sesaat”.
Sebaliknya, dengan tim yang loyal dan termotivasi, bahkan kedai sederhana pun bisa tumbuh jadi brand besar.


Mulailah dari hal kecil:

  • Buat sistem gaji transparan,

  • Beri penghargaan sederhana,

  • Jaga komunikasi terbuka,

  • Dan tumbuhkan rasa memiliki.


Karena di dunia F&B, kesetiaan karyawan sama berharganya dengan kesetiaan pelanggan.

×
Berita Terbaru Update