Beternak ayam petelur merupakan salah satu peluang usaha yang menjanjikan, terutama di Indonesia yang konsumsi telurnya sangat tinggi. Tidak heran jika banyak peternak pemula mulai melirik usaha ini, baik dalam skala rumahan maupun skala yang lebih besar. Namun, ada satu tantangan besar yang hampir selalu dihadapi: biaya pakan.
Dalam usaha ayam petelur, pakan biasanya menyumbang sekitar 60–70% dari total biaya produksi. Jika biaya pakan bisa ditekan tanpa mengurangi kualitas, otomatis margin keuntungan bisa meningkat. Salah satu solusi yang sering diambil peternak adalah membuat pakan ayam petelur secara mandiri.
Artikel ini akan membahas secara lengkap, langkah demi langkah, bagaimana pemula bisa membuat pakan ayam petelur sendiri di rumah. Mulai dari pemahaman kebutuhan gizi ayam petelur, bahan baku yang bisa digunakan, cara meracik formula, hingga tips penyimpanan dan perhitungan biaya.
Mengapa Harus Membuat Pakan Ayam Sendiri?
Sebelum membahas teknis, mari kita pahami dulu alasan mengapa banyak peternak beralih membuat pakan mandiri.
-
Efisiensi Biaya
Harga pakan pabrikan cenderung mahal karena melewati proses industri, distribusi, dan biaya tambahan lain. Dengan meracik pakan sendiri, biaya bisa ditekan hingga 15–30%. -
Kontrol Kualitas
Peternak bisa memastikan sendiri kualitas bahan baku, kebersihan, serta kandungan nutrisinya. Ini berbeda dengan pakan pabrikan yang sering kali tidak diketahui detail proses pembuatannya. -
Fleksibilitas Formula
Setiap peternak memiliki kondisi berbeda. Dengan membuat pakan sendiri, formula bisa disesuaikan dengan kebutuhan ayam, musim, atau ketersediaan bahan baku lokal. -
Pemanfaatan Bahan Lokal
Banyak bahan pakan tersedia di sekitar kita, seperti jagung, dedak padi, atau singkong. Dengan memanfaatkannya, biaya transportasi bisa ditekan dan hasilnya lebih segar.
Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur
Sebelum meracik pakan, pemula harus paham dulu kebutuhan nutrisi ayam petelur. Ayam tidak hanya butuh makanan yang mengenyangkan, tetapi juga harus seimbang untuk mendukung produksi telur yang optimal.
Berikut kebutuhan utama ayam petelur:
-
Protein (16–20%)
Protein sangat penting untuk pembentukan kuning telur dan menjaga kesehatan ayam. Sumber protein bisa dari nabati (bungkil kedelai, kacang-kacangan) maupun hewani (tepung ikan, tepung cacing). -
Karbohidrat (50–60%)
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama. Bahan paling umum adalah jagung kuning, singkong, dan dedak padi. -
Lemak (3–5%)
Lemak membantu meningkatkan energi serta memperbaiki kualitas kulit telur. Sumbernya bisa dari minyak kelapa atau minyak sawit. -
Vitamin dan Mineral
Vitamin A, D, E, dan K penting untuk kesehatan reproduksi ayam. Sementara kalsium dan fosfor sangat dibutuhkan untuk pembentukan cangkang telur yang kuat. -
Serat Kasar (5–7%)
Serat membantu sistem pencernaan ayam tetap sehat. Namun, jumlahnya jangan terlalu banyak agar tidak mengganggu penyerapan nutrisi.
Bahan-Bahan yang Bisa Digunakan
Pemula sering bingung bahan apa saja yang bisa dipakai untuk membuat pakan ayam. Berikut daftar bahan umum yang mudah ditemukan di pasar atau lingkungan sekitar:
1. Sumber Karbohidrat
-
Jagung kuning giling
-
Dedak padi (bekatul)
-
Singkong kering (gaplek)
-
Sorgum
2. Sumber Protein Nabati
-
Bungkil kedelai
-
Bungkil kelapa
-
Kacang tanah giling
-
Ampas tahu kering
3. Sumber Protein Hewani
-
Tepung ikan
-
Tepung kepala udang
-
Tepung keong mas
-
Tepung cacing
4. Vitamin dan Mineral
-
Tepung tulang
-
Kapur pertanian (sebagai kalsium)
-
Mineral premix (bisa dibeli di toko peternakan)
5. Tambahan Energi
-
Minyak kelapa atau minyak sawit
-
Molases (tetes tebu)
Dengan bahan-bahan ini, pemula bisa meracik berbagai formula sesuai kebutuhan ayam petelur.
Formula Pakan Ayam Petelur untuk Pemula
Berikut beberapa contoh formula sederhana yang bisa dicoba pemula.
1. Formula Ekonomis (untuk 100 kg pakan)
-
Jagung giling: 50 kg
-
Dedak halus: 20 kg
-
Bungkil kedelai: 15 kg
-
Tepung ikan: 10 kg
-
Tepung tulang: 3 kg
-
Mineral premix: 2 kg
2. Formula Alternatif dengan Singkong
-
Singkong kering giling: 40 kg
-
Jagung kuning: 30 kg
-
Dedak padi: 15 kg
-
Tepung ikan: 10 kg
-
Bungkil kelapa: 3 kg
-
Kapur pertanian: 2 kg
3. Formula Tinggi Protein (untuk produksi puncak)
-
Jagung kuning: 45 kg
-
Dedak halus: 15 kg
-
Bungkil kedelai: 20 kg
-
Tepung ikan: 15 kg
-
Tepung tulang: 3 kg
-
Mineral premix: 2 kg
Catatan penting:
-
Jangan hanya mengandalkan satu formula. Sesuaikan dengan umur ayam, fase produksi, dan ketersediaan bahan baku.
-
Formula di atas bisa dimodifikasi, asal tetap memperhatikan kandungan nutrisi.
Langkah-Langkah Membuat Pakan Ayam Sendiri
Setelah bahan siap, berikut tahapan pembuatan pakan:
-
Pengeringan Bahan
Pastikan semua bahan dalam keadaan kering agar tidak mudah berjamur. Singkong, ikan, atau dedak sebaiknya dijemur terlebih dahulu. -
Penggilingan
Giling bahan hingga halus agar mudah tercampur rata. Gunakan mesin giling jagung atau blender skala kecil untuk pemula. -
Penimbangan Bahan
Timbang setiap bahan sesuai formula yang dipilih. Kesalahan takaran bisa memengaruhi kandungan gizi pakan. -
Pencampuran
Campurkan bahan secara bertahap, mulai dari jagung, dedak, bungkil, lalu tepung ikan dan mineral. Aduk rata hingga homogen. -
Penambahan Minyak atau Molases
Tambahkan sedikit minyak atau tetes tebu untuk meningkatkan energi dan mengurangi debu. -
Penyimpanan
Simpan pakan di karung tertutup rapat. Letakkan di tempat kering, sejuk, dan tidak lembap agar tidak berjamur.
Tips Menghemat Biaya Pakan
Membuat pakan sendiri memang lebih murah, tetapi tetap ada cara agar biayanya makin efisien:
-
Gunakan Bahan Lokal
Misalnya, jika di daerah banyak singkong, maka gunakan singkong sebagai pengganti sebagian jagung. -
Manfaatkan Limbah Pertanian
Seperti dedak, ampas tahu, atau keong mas dari sawah. -
Beli dalam Jumlah Besar
Harga grosir biasanya lebih murah dibanding beli eceran. -
Fermentasi Pakan
Fermentasi dengan EM4 atau ragi bisa meningkatkan nutrisi sekaligus membuat pakan lebih awet.
Cara Membuat Pakan Fermentasi untuk Ayam Petelur
Fermentasi pakan bisa menjadi solusi cerdas untuk meningkatkan kualitas nutrisi sekaligus menekan biaya.
Bahan yang Dibutuhkan:
-
Dedak padi: 10 kg
-
Singkong giling: 5 kg
-
Ampas tahu: 5 kg
-
Molases/tetes tebu: 500 ml
-
EM4: 100 ml
-
Air bersih secukupnya
Langkah Pembuatan:
-
Campurkan semua bahan kering dalam wadah besar.
-
Larutkan EM4 dan molases ke dalam air, lalu siramkan ke campuran bahan.
-
Aduk rata hingga lembap, tidak terlalu basah.
-
Simpan dalam wadah tertutup (drum atau kantong plastik tebal).
-
Fermentasi selama 3–4 hari.
Hasil fermentasi ini bisa diberikan langsung sebagai campuran pakan utama. Ayam akan lebih lahap, pencernaan sehat, dan produksi telur bisa meningkat.
Perhitungan Biaya Pakan Mandiri
Sebagai ilustrasi, berikut contoh perhitungan untuk 100 kg pakan formula sederhana:
-
Jagung giling 50 kg × Rp5.000 = Rp250.000
-
Dedak halus 20 kg × Rp3.000 = Rp60.000
-
Bungkil kedelai 15 kg × Rp8.000 = Rp120.000
-
Tepung ikan 10 kg × Rp12.000 = Rp120.000
-
Tepung tulang 3 kg × Rp5.000 = Rp15.000
-
Mineral premix 2 kg × Rp15.000 = Rp30.000
Total biaya = Rp595.000 / 100 kg = Rp5.950 per kg pakan.
Jika dibandingkan dengan pakan pabrikan yang harganya bisa Rp7.500–8.500 per kg, maka hemat sekitar Rp1.500–2.500 per kg. Dalam skala besar, penghematan ini sangat signifikan.
Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemula
-
Tidak Menyeimbangkan Nutrisi
Banyak pemula terlalu banyak memakai dedak atau jagung tanpa menambahkan sumber protein, sehingga ayam kurang gizi. -
Pakan Lembap dan Berjamur
Penyimpanan yang salah bisa menyebabkan pakan berjamur, beracun, dan membuat ayam sakit. -
Menggunakan Bahan Asal Murah
Murah boleh, tapi jangan asal. Pastikan bahan tidak busuk atau mengandung pestisida. -
Tidak Menyesuaikan dengan Umur Ayam
Pakan ayam remaja berbeda dengan ayam petelur fase produksi.
Penutup
Membuat pakan ayam petelur sendiri bukan hanya soal menghemat biaya, tetapi juga soal meningkatkan kualitas hasil ternak. Dengan memahami kebutuhan nutrisi ayam, memilih bahan lokal yang tepat, serta meracik formula sesuai fase produksi, pemula pun bisa menghasilkan pakan berkualitas tinggi.
Kuncinya adalah konsistensi, perhitungan yang tepat, dan penyimpanan yang benar. Jangan takut untuk mencoba dan bereksperimen, karena semakin sering membuat pakan, semakin terampil pula dalam menemukan formula terbaik.
Dengan cara ini, beternak ayam petelur bukan hanya menjadi usaha yang menguntungkan, tetapi juga berkelanjutan.